Thursday, July 10, 2008

Bahaya obesitas


Kegemukan? Oh, no. Rasanya jangan sampai deh. Sudah terbayang kan bagaimana harus menanggung berat tubuh berlebih? Selain secara estetika tak sedap dipandang, kegemukan atau obesitas juga merugikan secara kesehatan.

Banyak sudah studi yang membuktikan bahwa obesitas dampak buruknya, tak hanya bagi kesehatan, kantong, namun juga hingga ke hubungan intim!

Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa mereka yang obesitas dilaporkan memiliki kehidupan seks yang mengenaskan. Hubungan seks bagi mereka yang terkena obesitas menjadi tak semenyenangkan orang dengan bobot tubuh normal. Jangankan berhubungan intim, minat untuk menuju ke sana saja nyaris tak ada! Beberapa orang yang menderita obesitas dilaporkan malah menghindari seks sama sekali. Wah.

Jika obesitas memboroskan kantong Anda, agaknya tak perlu dipertanyakan lagi. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Archives of Internal Medicine pada 25 Oktober 2004, orang yang kegemukan menanggung biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi ketimbang orang dengan berat badan normal.

Tak salah kiranya kalau banyak yang menyatakan kegemukan itu sumber segala penyakit, mulai diabetes, tekanan darah tinggi, rawan serangan jantung hingga stroke.

Malangnya, banyak orang yang kelebihan berat badan ini mengingkari kenyataan itu. Bahkan kadang para orangtua cenderung membiarkan anak-anaknya tumbuh dengan berat badan berlebih. “Gemuk itu kan sehat…,” mungkin begitu anggapan mereka. Padahal, anak-anak dengan obesitas memiliki risiko tinggi, yakni membesarnya otot jantung saat mereka masuk usia dewasa, demikian menurut studi yang dilakukan Tulane University, yang dimuat pada jurnal Circulation, edisi November 2004.

Pembesaran ventrikel sebelah kiri—bilik pompa utama jantung—adalah sebuah risiko bagi penyakit kardiovaskular, penyebab utama kematian pada orang dewasa di AS dan juga dunia.

Pada anak usia 12–16 tahun dengan masalah kegemukan memiliki risiko yang lebih besar untuk mengidap obesitas saat dewasa, dengan risiko penyakit yang serius, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, serta meningkatnya risiko kematian.

Melihat kondisi ini, bagaimanapun obesitas harus diperangi. Sayangnya, tak semua orang berhasil mengatasi masalah kegemukan meski sudah melakukan berbagai cara, seperti diet dan olahraga ketat, akupunktur, bahkan hingga mencoba berbagai obat alternatif yang harganya tak murah. Hasilnya nihil.

No comments:

Post a Comment